Postingan

Jingga yang Patah

Gambar
Langit sore itu berwarna jingga keemasan, warna yang paling kusukai. Sebuah hadiah kecil dari semesta setelah seharian berkutat dengan layar monitor dan tumpukan kertas. Lelah, tentu saja, tapi ada seutas rasa senang yang membuncah di dada. Jarum jam di pergelangan tangan menunjukkan pukul empat sore, satu jam lebih awal dari biasanya. Satu jam ekstra untuk bermalas-malasan, untuk secangkir kopi hangat, untuk sekadar menjadi diriku sendiri. Angin yang menerpa wajah terasa sejuk, membawa aroma basah dari sisa hujan siang tadi. Kugerakkan pergelangan tanganku, memacu motor bebek kesayanganku sedikit lebih kencang. Angka di speedometer menyentuh 70 km/jam. Jalanan terasa lengang, hanya ada mobil minibus di depanku yang melaju dengan santai. Pohon-pohon di tepi jalan melebur menjadi sapuan warna hijau yang kabur. Aku merasa bebas. Perasaan inilah yang membuatku selalu mencintai perjalanan pulang. Lalu, dalam satu kedipan mata, kebebasan itu direnggut. Dari sisi kiri, dari jalan kecil yang ...